SELAMAT DATANG DI BLOG SEDERHANA INI
RSS

Selasa, 18 Juni 2013

Teori Kepribadian dalam Aspek Psikoanalisa

Aspek Neo-Analisis dan Ego dari Kepribadian : Identitas

Sigmund Freud menempatkan ego di tengah-tengah pertarungan antara id dan superego, Freud lebih tertarik dengan dorongan dan pertarungan antara id dan superego disbanding dengan ego-nya. Sebagian besar pendukung Freud lebih melihat ego, karena mereka melihat bahwa ego merupakan kekuatan yang independen dan penting dari psike, dan tidak hanya sekedar respons dari id. Ide tentang “self” yang sadar tetap menjadi elemen utama dari teori modern tentang kepribadian.


Carl G.Jung dan Ke-“diri”-an
Carl Gustav Jung lahir pada Juli 1875 di Kesswil, Swiss. IA tumbuh dalam keluarga yang religious; ayahnya, Pendeta paul Jung, adalah seorang pendeta Negara, dan ibunya, Emilie, adalah anak dari seorang pendeta. Teori yang dikemukakan oleh Jung secara khusus merupakan dua tema pokok yang mencolok mengenai keyakinan masa kecil Jung. Teori inilah yang menjadi dasar dari teori kepribadian yang diajukannya. Tema yang pertama adalah keyakinannya bahwa pada kenyataannya ia memiliki dua kepribadian yang berbeda. Tema kedua, yang juga berhubungan, dari masa kecil Jung adalah visi dan mimpi yang sering ia alami, yang bukan sekedar kebetulan belaka, namun justru merupakan komunikasi informasi yang berharga dari alam paranormal. Gagasan ini kemudian akan membentuk dasar konsepnya mengenai ketidaksadaran kolektif. Carl Jung tertarik dengan aspek-aspek universal yang paling dalam dari kepribadian dan meluaskan konsep tentang ketidaksadaran untuk melibatkan gambaran dan insting yang berhubungan dengan emosi yang tampaknya merupakan karakteristik dari seluruh generasi. Secara khusus, ia tertarik dengan pandangan bahwa kita semua saling berbagi dan dengan bagaimana kesamaan-kesamaan kita berkembang. Ia mengembangkan pandangan tentang ketidaksadaran kolektif dan arketipe, dan walaupun ide-ide ini tidak diterima oleh para ahli kontemporer, kreativitas Jung yang brilian pada area ini telah membukakan pintu bagi para ahli teori berikutnya, dan bagian dari teorinya ini pada saat itu dapat diterima dalam bentuk yang lebih kompleks. Kontribusi Jung lainnya mengenai konsep kompleks (perasaan dan pemikiran yang emosional pada tema-tema khusus tertentu) telah diterima dengan baik oleh komunitas Psikologi. Terakhir, Jung melihat kepribadian terdiri atas kekuatan yang saling bersaing, saling tarik-menarik satu sama lain untuk mencapai keseimbangan, yang diilustrastrasikan dengan sangat baik oleh dimensi “ekstroversi” yaitu kecenderungan untuk berfokus pada hal-hal “di luar” dan introversi yaitu kecenderungan untuk berfokus pada hal-hal “di dalam”.

Alfred Adler
Alfred Adler dilahirkan di Wina pada Februari 1870, Alfred Adler merupakan anak yang lemah, dan sesungguhnya ia sudah beberapa kali nyaris meninggal. Percumbuan Adler dengan kematian dan pengetahuannya akan kerapuhan tubuhnya itu membuat Adler merasa tidak berdaya dan ketakutan. Ia memutuskan menjadi dokter karena ingin belajar mengalahkan kematian. Adler menempuh studi kedokterannya di University of Vienna.
Alfred Adler memfokuskan perhatiannya pada dunia sosial dan pengaruhnya terhadap pembentuk identitas atau ego. Adler menjelaskan mengenai gambaran yang sekarang kita miliki tentang kompleks inferioritas (parasaan yang berlebihan mengenai in-kompetensi personal) dan kompleks superioritas (perasaan ego-protektif mengenai keagungan diri) yang saling berhubungan. Pandanagan Adler ini merupakan pandangan Psikologi individu yang berfokus pada keunikan individu dan pentingnya cara individu tersebut memandang dirinya. Ia yakin bahwa banyak masalah kepribadian dapat dihindari dengan menggunakan pengetahuan yang detail tentang individu untuk membentuk lingkungan sosial yang lebih sehat. Adler juga mengembangkan tipologi kepribadian yang diadaptasi secara bebas pad aide Yunani kuno tentang cairan tubuh, namun ia mungkin lebih dikenal sebagai orang yang sangat percaya dengan sifat alami manusia yang positif dan mengacu pada tujuan hidup masing-masing.

Karen Horney
Karen Danielson dibesarkan di Hamburg, Jerman pada akhir abad ke-19, ia menghadapi banyak tantangan sosial dan personal. Ayahnya, seorang kapten kapal, kehilangan istri pertamanya setelah memiliki 4 anak. Karen merupakan anak dari istri kedua ayahnya yang mengakibatkan ia tumbuh dalam lingkungan diman saudara-saudara tirinya tidak pernah benar-benar menerima dirinya.
Karen Horney mengubah pandangan teori psikoanalisis dalam memandang wanita, mengesampingkan keyakinan Freud mengenai penis envy dan menggantikannya dengan teori-teori tantang alasan mengenai wanita sering kalai merasa inferior dari pria. Ia berfokus pada pengaruh sosial terhadap wanita yang memiliki kesempatan yang relative lrbih sedikit yang dimiliki setiap  

0 komentar:

Posting Komentar